Wednesday, October 7, 2015

DUDUK DIAM DI JAM GADANG, BUKITTINGGI

Saya: Wahh.. kita dinas ke Sumatera Barat. Wajib ambil gambar ikon Sumbar nih. yuks ke Jam Gadang..
Teman : Jauh Endah.. itu letaknya 4 jam dari Padang..
Saya: ohh kalau begitu Istana Pagaruyung aja yukss...
Teman : itu juga jauh Endah.. dua-duanya adanya di Bukittinggi sanaaaa..
Saya : ohhh hahahhaha.. gak tau saya.. *ketawa garing*
Sekelumit obrolan itu menjadi awal perjalanan saya ke wilayah Sumatera Barat. Buat yang mengira seorang jurnalis seperti saya akan tahu segalanya, itu tidak berlaku bagi saya, terutama kalau saya belum pernah mengunjungi daerah tersebut. Sampai saya menjejakkan kaki di Bandara Internasional Minangkabau, Sumatera Barat, saya tidak tahu kalau ikon Sumatera Barat, Jam Gadang dan Istana Pagaruyung ternyata bukan di ibukota Sumatera Barat, Padang, tapi terletak di Bukittinggi, kabupaten yang letaknya 4 jam dari Padang. *toyor-toyorin kepala sendiri*

Bukittinggi merupakan salah satu wilayah kabupaten di Sumatera Barat. Jaraknya sekitar 3-4 jam perjalanan darat. Saat mengunjungi Bukittinggi awal bulan September lalu, sebagian wilayah Sumatera sedang diserang kabut asap akibat pembakaran hutan. Bukittinggi juga sedikit terkena dampaknya. Meski demikian, tugas negara harus tetap dijalankan dong.

Malam telah turun di kota bukit yang meninggi *demikian sebutan saya untuk kota Bukittinggi*. "Hoy.. yuks ke Jam Gadang, biar pinteran dikit" Demikian ajakan sekaligus ledekan teman se team saya. Saya cuma bisa nyengir mendengar ajakannya.

Jam Gadang memiliki denah dasar seluas 13x 4 meter dengan tinggi mencapai 26 meter. Di keempat sisinya terdapat jam berdiameter 80 cm yang berfungsi dengan baik.  Konon, alat mekanik jam yang selesai dibangun pada tahun 1926 ini dibawa langsung dari Rotterdam, Belanda dan memiliki sistem mekanik yang sama dengan jam Big Ben di London, Inggris.

"Foto langsung jadi di Jam Gadang, buat kenang-kenangan," Kalimat itu beberapa kali terdengar ketika saya menapakkan kaki di areal Jam Gadang. Saya melihat beberapa fotografer melirik saya. Mereka urung menawarkan jasanya kala melihat kamera yang tergenggam di tangan saya. Saya melemparkan senyuman dan anggukan kepala tanda hormat kepada rekan seprofesi ini.
Duduk terdiam sambil menatap dan mengagumi suasana malam di sekitar Jam Gadang menjadi pilihan saya malam ini. Ada beberapa hal yang bisa terekam oleh mata kamera, namun ada beberapa hal lainnya yang sebaiknya direkam oleh mata hati kita. Hiruk pikuk suasana di sekitar Jam Gadang seperti membuat saya terlena. Mendadak saya menjadi terkejut ketika ada sebuah colekan di ringan di bahu saya. "Yuks pulang. Sudah larut. Besok kita berangkat pagi,". (EKW) 

15 comments:

  1. jam gadang ini memang jadi central-nya ... gak afdol kalau ke padang ga kesini ...
    di daerah sini banyak banget tempat makan yang enak enak ...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaa.. kemarin ke bukittinggi cuma sempat ke kapau uni lis aja nih..
      masih banyak PR kulineran disana.. kapan2 mau balik kesana lagi lah..

      Delete
  2. Ke bukit tinggi rasanya kurang afdol ya kalau nggak nongkrong2 dulu di sekitaran jam gadang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa.. nongkrong di jam gadang sambil makan kacang rebus itu nikmat banget deh..

      Delete
  3. Untung saja ada yang ngajakin pulang,,, kalau nggak diajakin bisa - bisa sampai pagi, iya kak??? hmmm, seru banget kayaknya kalau ke Jam Gadangnya malam hari,,, sayang, waktu itu saya datang siang hari,,,,

    ReplyDelete
  4. Jangan lupa sambil makan jagung rebus di jam gadang hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya sempetnya makan kacang rebus maz cumi ..
      ehh kayaknya sempet makan jagung rebus juga deh..
      ehh lupa dehh..
      hahahahaha

      Delete
  5. kalau ke bukit tinggi memang harus kayaknya main di sekitar jam gadang.. hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. objek wisata wajib nih..
      katanya belum ke Bukittinggi kalau blm ke jam gadang sih..

      Delete

Popular Posts